DALAM
motto Peringatan 74 Tahun Indonesia
Merdeka dipilih kalimat ‘SDM Unggul
Indonesia Maju’. Motto tersebut memanglah bagus dan relevan di masa ini.
Karena untuk menyiapkan Indonesia menjadi negara maju 2045, memang diperlukan
SDM yang unggul bangsa Indonesia.
Namun
hingga hari ini, masih banyak yang mengartikan ‘menyiapkan SDM unggul’ berarti menyiapkan pekerja yang terampil di
masa depan. Menurut penulis, penafsiran tersebut kurang tepat Karena SDM tidak
hanya meliputi keterampilan bekerja, namu lebih dari itu.
Penggerak manusia lain
Pada
hakekatnya, SDM (sumber daya manusia) adalah individu produktif
yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam
institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus
dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
Menilik
pengertian SDM tersebut, seseorang untuk menjadi ’penggerak’ manusia lain, maka
harus memiliki kecerdasan dan karakter yang melebihi dari yang akan digerakkan.
Maka seseorang itu harus cerdas dan terampil lebih dahulu.
Untuk
mencapai hal itu, bangsa Indonesia yang terpenting adalah memperbaiki sistem
pendidikan sehingga benar-benar mencapai sasaran seperti diharapkan. Perlu juga
dipahami setinggi apa pun kecerdasan seseorang bila tidak memiliki karakter
yang baik, maka dia akan ‘sulit’ menjadi penggerak manusia lain.
Membangun karakter
Pada
tahun 2045 nanti, yang akan menjadi pemimpin dan para tokoh Indonesia adalah
mereka yang saat ini di usia sekolah. Artinya sekitar 15 tahun kemudian setelah
mereka paling tidak menyelesaikan pendidikan menengah, kejuruan, atau
kesarjanaannya.
Sedangkan
hasil suatu pendidikan itu akan tampak setelah sekitar 15 tahun. Tidak seperti
anak sakit, disuntik, lusa sudah sehat. Karena hasil pendidikan adalah hasil
suatu proses.
Sehingga
membangun SDM berarti membangun karakter kemanusiaan. Para pemimpin negeri ini
di masa mendatang harus memiliki karakter yang unggul, karakter Indonesia,
karakter Pancasila. Sehingga diharapkan 15 tahun ke depan Indonesia benar-benar
memiliki pemimpin dan tokoh yang berkarakter hebat, dan bangsa ini pun menjadi
bangsa yang berkarakter hebat pula.
SDM berkarakter Indonesia
Mari
kita cermati bersama, dunia pendidikan jangan dipahami sebagai industri mencetak
manusia terampil, dan seolah-olah mengenyampingkan sikap spiritual yang
berkarakter kebangsaan. Karena jika pendidikan hanya dibangun untuk orientasi
kerja, maka pendidikan tidak perlu diatur menggunakan kurikulum yang begitu
rumit.
Struktur
program kurikulum dengan sederet mata pelajaran di sekolah-sekolah, tidak perlu
diberikan oleh siswa. Namun cukup dilatih bekerja di lembaga pelatihan-pelatihan
sesuasi dengan kebutuhan industri yang membutuhkan, selesai.
Namun
perlu disadari bersama, bahwa membangun sumber daya manusia sangat terkait dengan
berbagai potensi yang ada baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Tidak sekadar
dijejali pengetahuan tapi juga membangun karakter kemausiaan yang berbasis
keberadaban. Sehingga SDM unggul sebenarnya adalah SDM yang berkarakter
Indonesia. (*)
Narwan Eska
Pemerhati Pendidikan
Tinggal di
Magelang, Jawa Tengah